Misteri Azzurrina, Gadis Kecil Penunggu Kastil Montebello Torrini Italia

Beritaduniateraneh - Italia bukan hanya terkenal dengan keindahan serta seninya namun juga menjadi negara yang di kenal menyimpan misteri kelam, sebut saja Poveglia yakni desa hantu yang tidak berpenghuni yang konon menjadi tempat pengasingan korban penyakit sampar serta menjadi kuburan massal bagi penduduk yang terkena wabah " Black Plague ". Selain itu, ada juga cerita mengenai seorang anak gadis bernama Guendalina Malatesta yang hilang tanpa jejak di sebuah kastil di Montebello Torrini, Provinsi Rimini, Italia.

Awalnya Guendalina Malatesta merupakan seorang gadis yang mengidap penyakit Albino dengan ciri kulit berwarna pucat dan rambut berwarna putih. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, penyakit Albino sangat meresahkan karena di kaitkan dengan kutukan dan sihir. Pengidap Albino biasanya akan di kucilkan bahkan dibunuh secara kejam. Segala upaya juga di lakukan orangtua Guendalina, salah satunya mencoba mewarnai rambut anaknya dengan ramuan herbal namun tidak berhasil malahan rambutnya berubah menjadi warna kebiruan saat terkena sinar matahari dan inilah yang membuat Guendalina di panggil dengan sebutan Azzurrina yang berarti si kecil yang berwarna kebiruan. Penyakit Albino yang tidak bisa di sembuhkan membuat orang tua gadis ini memilih mengasingkan anaknya dengan alasan keamanan di Kastil Montebello.

Pada 21 Juni 1375, gadis kecil ini hilang ketika ada badai besar dan sampai saat ini mayatnya belum di temukan. Menurut mitos yang beredar, gadis ini jatuh ke penyimpanan es saat mengejar bolanya namun ada pula yang mengatakan bahwa ayahnya telah membunuh gadis kecil itu dengan cara menyamar menjadi tentara yang berjaga.

Setiap 5 tahun sekali, di kastil ini akan terdengar suara anak kecil baik itu suara tawa maupun suara tangisan. Hal ini telah di buktikan melalui beberapa penelitian, mulai dari yang pertama kali di tahun 1990, di mana terdengar suara tangisan anak kecil. Pada tahun 1995, Universitas Bologna juga berhasil merekam suara pantulan bola, lonceng serta suara Azzurrina yang memanggil ibunya dengan sebutan Madre. Selanjutnya pada tahun 2000, peneliti juga berhasil merekam suara tangisan Azzurina di tengah suara badai.